PRABU SILIWANGI
Menulusuri hilir Padjadjaran terutama saat mencapai kejayaan di bawah pimpinan Sri Maharaja Prabu Siliwangi, perlu megetahui aliran dari hulunya. Dengan demikian kita yang dihilir, bisa menerima aliran air kehidupan dari hulu dengan dada penuh kebanggaan. Sikap yang akan menumbuhkan semangat untuk tetap membangkitkan etos pada zaman kekinian. Aliran raja-raja ini sudah saya rangkum dari berbagai sumber.
1. Maharaja Tarusbawa (670-723 M)
2. Raja sajaya (723-732 M)
3. Rakeyan Panaraban (732-739 M)
4. Rakeyan Banga (739-766 M)
5. Rakeyan medang Prabu Hulukujang ( 766-783 M)
6. Prabu Gilingwesi (783-795 M)
7. Pucukbumi Dameswara (795-819 M) Menantu No.6
8. Prabu Gajah Kulon Rakeyan wuwus (819-891 M)
9. Prabu Darmaraksa
10. Windusakti Prabu Dewageng (895-913 M)
11. Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi (913-916 M)
12. Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa (916-942 M)
13. Prabu resi Atmayadarma Hariwangsa (942-954 M)
14. Limbur Kencana ( 954-964 M)
15. Prabu munding ganawirya (964-973 M)
16. Prabu jayagiri rakeyan wulung gadung (973-989 M)
17. Prabu brajawisesa (989-1012 M)
18. Prabu Dewa Sanghyang (1012-1019 M)
19. Prabu sang hyang ageng (1019-1030 M) berkedudukan di galuh
20. Prabu Detya maharaja sri jayabupati (1030-1042 M)
21. Raja sunda ke 21 berkedudukan di galuh
22. Raja sunda ke 22 berkedudukan di pakuan
23. Raja sunda ke 23 berkedudukan di Pakuan
24. Raja sunda ke 24 berkedudukan di Galuh
25. Prabu Guru Dharmasiksa, mula-mula berkedudukan di saunggalah, kemudian pindah ke pakuan
26. Rakeyan jayadarma
27. Prabu ragasuci (1297-1303)
28. Prabu citraganda (1303-1311)
29. Prabu Lingga dewata 1311-1333 M)
30. Prabu ajiguna wisesa (1333-1340 M)
31. Prabu maharajalingga buana (1340-1357 M)
32. Mangkubumi suradipati ata prabu bunisora (1357-1371 M)
33. Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu kencana (1371-1475 M)
34. Prabu Jayadewata atau sri baduga maharaja atau Prabu siliwangi (1482-1521 M)
Prabu siliwangi mula-mula memperistri Nyai Amberkasih, putri ki Gedeng Sindangkasih. Kemudian memperistri Nyai Subanglarang, putri Ki Gedeng Tapa, seorang muslim. Dari Nyai Subanglarang lahir Raden Prabu anom Walangsungsang dan Nyimas Rarasantang, prabu siliwangi kemudian memperistri Nyai kentring manik mayang sunda, putra Prabu susuktunggal. Jadilah antara Raja sunda dan Raja galuh yang seayah ini menjadi besan. Di tahun 1482, prabu dewa niskala menyerahkan tahta kerajaan galuh kepada prabu siliwangi, demikian pula dengan prabu susuktunggal yang menyerahkan tahta kerajaan sunda kepada menantunya ini. Dengan peristiwa yang terjadi tahun 1482 itu, kerajaan warisan wastu kencana berada kembali dalam satu tangan.
Jaya dewata memutuskan untuk berkedudukan di pakuan sebagai susuhunan karena ia telah lama tinggal disini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya. Sekali lagi pakuan menjadi pusat pemerintahan. Zaman Padjadjaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang bergelar Sri Baduga maharaja yang memerintah selama 39 tahun 91482-1521) dan mencapai puncak perkembangannnya. Pada rentang masa inilah kisah ini terjadi.
Sumber : Siliwangi.Com
1. Maharaja Tarusbawa (670-723 M)
2. Raja sajaya (723-732 M)
3. Rakeyan Panaraban (732-739 M)
4. Rakeyan Banga (739-766 M)
5. Rakeyan medang Prabu Hulukujang ( 766-783 M)
6. Prabu Gilingwesi (783-795 M)
7. Pucukbumi Dameswara (795-819 M) Menantu No.6
8. Prabu Gajah Kulon Rakeyan wuwus (819-891 M)
9. Prabu Darmaraksa
10. Windusakti Prabu Dewageng (895-913 M)
11. Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi (913-916 M)
12. Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa (916-942 M)
13. Prabu resi Atmayadarma Hariwangsa (942-954 M)
14. Limbur Kencana ( 954-964 M)
15. Prabu munding ganawirya (964-973 M)
16. Prabu jayagiri rakeyan wulung gadung (973-989 M)
17. Prabu brajawisesa (989-1012 M)
18. Prabu Dewa Sanghyang (1012-1019 M)
19. Prabu sang hyang ageng (1019-1030 M) berkedudukan di galuh
20. Prabu Detya maharaja sri jayabupati (1030-1042 M)
21. Raja sunda ke 21 berkedudukan di galuh
22. Raja sunda ke 22 berkedudukan di pakuan
23. Raja sunda ke 23 berkedudukan di Pakuan
24. Raja sunda ke 24 berkedudukan di Galuh
25. Prabu Guru Dharmasiksa, mula-mula berkedudukan di saunggalah, kemudian pindah ke pakuan
26. Rakeyan jayadarma
27. Prabu ragasuci (1297-1303)
28. Prabu citraganda (1303-1311)
29. Prabu Lingga dewata 1311-1333 M)
30. Prabu ajiguna wisesa (1333-1340 M)
31. Prabu maharajalingga buana (1340-1357 M)
32. Mangkubumi suradipati ata prabu bunisora (1357-1371 M)
33. Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu kencana (1371-1475 M)
34. Prabu Jayadewata atau sri baduga maharaja atau Prabu siliwangi (1482-1521 M)
Prabu siliwangi mula-mula memperistri Nyai Amberkasih, putri ki Gedeng Sindangkasih. Kemudian memperistri Nyai Subanglarang, putri Ki Gedeng Tapa, seorang muslim. Dari Nyai Subanglarang lahir Raden Prabu anom Walangsungsang dan Nyimas Rarasantang, prabu siliwangi kemudian memperistri Nyai kentring manik mayang sunda, putra Prabu susuktunggal. Jadilah antara Raja sunda dan Raja galuh yang seayah ini menjadi besan. Di tahun 1482, prabu dewa niskala menyerahkan tahta kerajaan galuh kepada prabu siliwangi, demikian pula dengan prabu susuktunggal yang menyerahkan tahta kerajaan sunda kepada menantunya ini. Dengan peristiwa yang terjadi tahun 1482 itu, kerajaan warisan wastu kencana berada kembali dalam satu tangan.
Jaya dewata memutuskan untuk berkedudukan di pakuan sebagai susuhunan karena ia telah lama tinggal disini menjalankan pemerintahan sehari-hari mewakili mertuanya. Sekali lagi pakuan menjadi pusat pemerintahan. Zaman Padjadjaran diawali oleh pemerintahan Ratu Jayadewata yang bergelar Sri Baduga maharaja yang memerintah selama 39 tahun 91482-1521) dan mencapai puncak perkembangannnya. Pada rentang masa inilah kisah ini terjadi.
Sumber : Siliwangi.Com
Post a Comment