DARI PER ASPERA AD ASTRA KE CIREBON BARU (2)



DARI PER ASPERA AD ASTRA KE CIREBON BARU:
Perubahan Citra Kota Cirebon 1930-1950-an

Oleh: Dhanang Respati Puguh


2. “Per Aspera Ad Astra”: Wajah Kota Cirebon pada Masa Gemeente

Pada awal abad XIX Cirebon merupakan kota yang jorok dan  dilecehkan  (Weekblad  voor  Indie, No.  15,  1918-1919:  407).  Sampai  dengan  awal  abad  XX  citra  ini  belum  berubah.  Keadaan Cirebon tidak teratur, kotor, becek, penuh lumpur dan comberan, serta  tidak mempunyai  saluran pembuangan air limbah rumah tangga.  Akibatnya, setiap tahun ketika musim hujan Cirebon selalu terkena banjir dengan ketinggian mencapai sekitar satu meter di dalam rumah.

Kelancaran  aliran  air  sungai  sangat  tergantung  pada  pasang-surut  air  laut.  Ketika   laut pasang, sampah dan kotoran yang telah terendam air laut masuk ke  dalam  sungai  dan  kemudian menjadi tumpukan yang tebal di muara sungai. Tumpukan kotoran  yang  telah  terendam  air  asin ini menaburkan aroma yang tidak sedap. Penduduk menyebut sungai yang mengalir di dalam kota dan menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat itu dengan nama “Kali Bacin”.

Lingkungan  di sekitar pantai gersang dan udara  terasa  lebih  panas,  sehingga  di  kalangan  masyarakat  Cirebon berlaku ungkapan “barang siapa akan menetap  di  Cirebon,  haruslah  berkenalan  dahulu  dengan ‘penyakit’  panasnya.  Jika  sudah  tertimpa,  barulah  ia  diakui  sah  sebagai  penduduk  Cirebon”
(Dahlan, 1956: 67).

Gemeente Cirebon membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan  untuk  mengubah  kondisi dan citra kota Cirebon  itu.  Gemeente  Cirebon  dengan  semboyan  “per  aspera  ad  astra”  yang tertera di dalam lambangnya memberikan  petunjuk  arah  kebijakan  pembangunan  kota  Cirebon pada masa awal abad XX. Semboyan itu mengandung sebuah  semangat  untuk  membangun  kota dalam  mencapai kemakmuran.

Sudjana  (1996:  192,  dan  wawancara  pada  30   Januari   2005) mengartikan “per aspera  ad  astra”  sebagai  “dari  duri  onak  dan  rawa-rawa  menuju  bintang”. Berdasarkan informasi Sudjana itu,  bintang  merupakan  simbol  cita-cita  tertinggi  yang  hendak dicapai.  Gemeente  Cirebon  bermaksud  untuk  mengubah  keadaan  kota  yang  semula  dipenuhi semak berduri dan rawa-rawa, baik dalam pengertian harfiah  maupun  sebagai  metafora  Cirebon yang terbelakang dan belum berkembang, menuju sebuah keadaan menyerupai bintang, suatu titik cahaya tempat orang mengarahkan pandangan kepadanya.

Apabila hal ini dikaitkan dengan  unsure pembentuk lambang gemeente  tentang  laut  yang  divisualisasikan  melalui  gambar  jangkar  dan ombak besar bergulung, dapat ditafsirkan tentang kedudukan  dan  peranan  penting  laut  Cirebon dalam perdagangan yang dijadikan arah pengembangan kota Cirebon sebagai kota pelabuhan yangberorientasi internasional di bawah pemerintah kolonial Belanda (Lihat Wapen  van  de  Gemeente Cheribon, ANRI. KIT. 994/90).

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Gemeente Cirebon adalah memperbaiki dan  membangun prasarana yang dapat mengubah kondisi fisik dan citra kota Cirebon.  Jenis-jenis  prasarana  social yang dibangun meliputi  pengadaan  prasarana  air  bersih,  prasarana  kesehatan,  dan  penerangan jalan. Kesulitan air bersih merupakan persoalan yang dihadapi oleh kota Cirebon sejak abad  XIX. Keadaan ini sangat menyulitkan penduduk  dalam  pemenuhan  kebutuhan  hidup  sehari-hari  dan perusahaan-perusahaan yang berkedudukan di pelabuhan.  Oleh  karena  itu,  pemerintah  colonial Belanda membangun fasilitas untuk penyediaan air bersih melalui pembuatan  saluran  dan  sumur artetis. Sejalan  dengan peningkatan  kebutuhan  air  bersih  yang  disebabkan  oleh  pertambahan penduduk dan kepentingan  pelabuhan,  pada  1930  Gemeenteraad  Cirebon  membangun  sebuah proyek air bersih yang diambil dari sumber air Cipanis (“Watervoziening” 74-78).

Program yang lain adalah menciptakan kebersihan  kota.  Upaya-upaya  untuk  menciptakan kebersihan kota dilakukan oleh Gemeente Cirebon secara simultan melalui pembuatan saluran  air, penghilangan genangan air limbah dan hujan, pembuangan sampah  dan  kotoran,  dan  pembuatan kakus  dan    pemandian    umum.    Kegiatan-kegiatan    itu    juga    berkaitan    dengan upaya Gemeente  Cirebon  dalam  pemberantasan  penyakit  malaria  (“Malaria  Bestrijding”:  93).

Kali Bacin yang dianggap sebagai salah satu sumber penyakit akibat bau tidak sedap  yang  menyengat dan  membuat  lingkungan  menjadi  kumuh  ditutup  pada  1917.  Penutupan   dilakukan   melalui pengurugan dan area bekas Kali Bacin berubah menjadi jalan, gedung, dan  pabrik  rokok  British-American-Tobacco-Comp (Dahlan, 1956: 68).

Untuk  mendukung  program  di  bidang  kesehatan masyarakat, Gemeente Cirebon mendirikan Rumah Sakit Oranje, yang diresmikan penggunaannya pada 31 Agustus 1921 dan mulai beroperasi pada 1 September  1921  (“Gemeentelijk  Ziekenhuis Oranje”: 119-121).

Dalam kaitan dengan usaha untuk memperindah kota, Gemeente Cirebon melengkapi  jalan-jalan dengan lampu-lampu penerangan yang mulai dilakukan pada tahun 1915. Konsesi  usaha  ini diberikan kepada NV Maatschappij tot Exploitatie van Lichtfabrieken yang pada 1924  digantikan oleh Nederlandsch Indie Gas-Mij. Jalan-jalan  yang  diberi  penerangan  adalah  jalan-jalan  umum yang menjadi tanggung jawab Gemeente Cirebon (“Straatverlichting”: 105).

Dengan  adanya  kebijakan-kebijakan  tersebut,  pada   1925   dapat   disebut   sebagai   awal pertumbuhan kota Cirebon,  karena  pada  saat  itu  upaya-upaya  gemeente  untuk  menyelesaikan berbagai permasalahan kota Cirebon mulai menunjukkan hasilnya. Banjir sudah mulai  berkurang,karena di tempat-tempat  yang  rawan  banjir,  misalnya  Cirebon  Selatan  telah  dipasang  pompa. Demikian halnya dengan limbah rumah tangga  dan  genangan  air  hujan  telah  dialirkan  melalui parit-parit bawah tanah. Melalui kebijakan-kebijakan tersebut  kota  Cirebon  terlihat  lebih  bersih dan indah. Selain itu juga dilakukan pembangunan  jalan-jalan  baru,  perbaikan  dan  pengaspalan jalan, dan pembangunan trotoar yang diberi aneka tanaman peneduh (Dahlan, 1956: 68).

Sampai dengan 1930 Gemeente Cirebon telah berhasil mewujudkan semboyan  “per  aspera ad astra”. Keberhasilan itu tampak dari keadaan kota Cirebon yang menjadi lebih  teratur,  bersih, dan indah, serta keterpenuhan kebutuhan dasar penduduknya  seperti  air  bersih,  perumahan,  dan sarana kesehatan. Itulah citra yang berhasil dibangun oleh Gemeente  Cirebon  atas  kota  Cirebon. Prestasi  ini  diakui  pula oleh sebagian warga kota Cirebon. Mereka berpendapat bahwa Gemeente Cirebon memperhatikan kemajuan.(*)

Dari tulisan asli berjudul:
DARI PER ASPERA AD ASTRA KE CIREBON BARU:
Perubahan Citra Kota Cirebon 1930-1950-an
Penulis: Dhanang Respati Puguh

1 comment:

  1. Merkur Futur Adjustable Safety Razor - Sears
    Merkur Futur Adjustable Safety Razor 메리트 카지노 먹튀 is 메리트 카지노 가입 쿠폰 the perfect balance 카지노 안전 사이트 of performance, safety, and comfort. Made in Solingen, Germany, 온라인카지노사이트 this razor has a perfect balance 더킹카지노 가입 of

    ReplyDelete

Komentar sedulur sekalian akan sangat berarti untuk perkembangan blog ini dan mudah-mudahan akan menambah wawasan kita bersama.
Nuhun.
\\Mohon maaf tidak semua pertanyaan mampu dijawab oleh Admin\\

Powered by Blogger.