DARI 'PER ASPERA AD ASTRA' KE CIREBON BARU (1)



PER ASPERA AD ASTRA KE CIREBON BARU
Perubahan Citra Kota Cirebon 1930-1950-an

Oleh: Dhanang Respati Puguh

Abstract

The purpose of this writing is to describe the change of image of Cirebon city during period 1930-1950s. In the colonial era, Cirebon city was imaged as a colonial city. The success in changing  of
the face of Cirebon city was symbolized in the symbol of  Cirebon  Gemeente  through  the  slogan “per aspera ad astra”. Since 1930s occured a different imagery of Cirebon city which derived  from
every day experience of the native Cirebon citizen. The bad physical condition of the city  and  the reality that native citizen could not enjoy the facilities of the city  like  the  Dutch  people,  became
the foundation of the image formation about the gemeente failure  in  building  Cirebon  city.  The criticism on Cirebon Gemeente regarded as ignoring people’s  rights,  became  the  foundation  to develop the symbol of the city in the independence era. It was conceptualized  as  “New  Cirebon” that was realized by building the  image  of  Cirebon  as  republikein  city.  The  concept  of  “New Cirebon” was  also  explained  and  implemented  into  the  development  of  various  aspects  that referred to the basic need of  the  people  that  in  the  colonial  era  was  ignored  by  the  Cirebon Gemeente.

Key Words: city symbol, image of the city, Cirebon city, ”New Cirebon”.


1. Manggala Wacana
Cirebon telah sejak lama dikenal sebagai kota pantai dan kota pelabuhan. Pada saat berkunjung ke Cirebon pada 1513 Tome Pires menyaksikan bahwa  di  Cirebon  terdapat  pelabuhan  yang  bagus dan ramai  dengan  kegiatan  perdagangan.  Pedagang-pedagang  Islam  menduduki  posisi  sentral dalam bidang ekonomi dan politik di Cirebon (Kern dan Djajadiningrat, 1973: 14-15). Penguasaan Mataram  atas  Cirebon  pada  abad  XVII  telah  menciptakan  pergeseran   orientasi   politik   dan ekonomi kerajaan Cirebon.  Kesibukan  dalam  urusan  politik  dengan  kerajaan  pedalaman  telah membuka   kesempatan   bagi   Verenigde   Oost   Indische   Compagnie    (VOC)    untuk    mulai menancapkan dominasinya atas perdagangan di pelabuhan Cirebon.  Setelah  perjanjian  7  Januari 1681 antara kerajaan Cirebon dan VOC, keraton Cirebon semakin  jauh  dari  kehidupan  kelautan dan  perdagangan,  karena   VOC   memegang   hak   monopoli   atas   beberapa   jenis   komoditas perdagangan  dan   pelabuhan   (Gedenkboek   der   Gemeente   Cheribon   1906-1931:   7).   VOC mengembangkan infrastruktur di sekitar pelabuhan, sehingga kawasan  ini  muncul  sebagai  pusat bisnis baru dan keraton semakin jauh dari aktivitas ekonomi perdagangan. Di  bawah  VOC  pusat kota  bergeser  dari  keraton  ke  pelabuhan  dan  citra  Cirebon  sebagai  kota  pelabuhan  semakin menguat. Sumber Belanda menyebutkan bahwa pada 1700-an Cirebon lama digambarkan  sebagai kota  pedalaman  (inlandsche  stad)  dan   kota   yang   dilecehkan   (het   geminachte strandnest) (Weekblad voor Indie, No. 15, 1918-1919: 407).

Setelah  kebangkrutan  VOC  pada  1799,  kekuasaan   politik kerajaan   Cirebon   terhadap hinterland dan kota Cirebon diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Peranan pelabuhan dan kota Cirebon  sebagai  transit  barang  ekspor-impor  dan  pusat  pengendalian  politis  kawasan  di pedalaman  semakin  penting.  Setelah  ditetapkan  sebagai  pelabuhan  ekspor-impor  pada   1859, pemerintah Hindia Belanda melakukan pembenahan  dan  pembangunan  berbagai  fasilitas  sosial (Sulistiyono, 1994: 143-146).Secara  politis,  kepentingan-kepentingan  Belanda  di  kota  Cirebon  juga  dijamin   dengan dijadikannya kota Cirebon sebagai gemeente pada 1906, yang oleh karena  perkembangnnya  yang pesat pada 1926 kemudian ditingkatkan statusnya menjadi stadgemeente  (Milone,  1966:  20  dan 109) dengan otonomi yang semakin luas  untuk  mengatur  pengembangan  kota.  Semboyan  “per aspera ad astra” (Sampul Gedenkboek der  Gemeente  Cheribon  1906-1931  dan  Wapen  van  de Gemeente  Cheribon,  ANRI.  KIT.  994/30),  yang  berarti  dari  duri  onak  dan  lumpur   menuju bintang,  dalam  lambang  Gemeente  Cirebon  menjadi   simbol   kemajuan   kota   ini   di   bawah gemeente dan hal itu sekaligus membentuk identitas dan citra Cirebon sebagai kota kolonial.

Setelah  proklamasi  kemerdekaan,  pemerintah  Kotapraja  Cirebon  memproduksi   simbol-simbol dan identitas kota yang baru dan  berbeda  dari  simbol  dan  identitas  Gemeente  Cirebon, yang bertujuan untuk  mengubah  citra  kota  Cirebon  yang  telah  terbentuk  pada  masa  kolonial Belanda. Tulisan ini bertujuan  untuk  membahas  perubahan  citra  kota  Cirebon  selama  periode 1930-1950-an.  Pembahasan  difokuskan  pada  dua  masalah  utama  yaitu  wajah  dan  citra   kota Cirebon pada masa gemeente dan pembentukan identitas dan citra  baru  kota  Cirebon  pada  awal kemerdekaan Indonesia.(*)

Disalin/dicopy dari Tulisan asli Berjudul :
DARI PER ASPERA AD ASTRA KE CIREBON BARU:
Perubahan Citra Kota Cirebon 1930-1950-an
Penulis: Dhanang Respati Puguh


1 comment:

  1. Wynn and Encore Resorts, Las Vegas - Djavatrip
    Wynn Resorts is rated 3.3 out of 5 by our members 메리트 카지노 가입 쿠폰 and 바카라 사이트 35% 바카라 추천 사이트 of them said: "liked it". And they 샌즈 카지노 rate it! Rating: 3 우리 계열사 카지노 · ‎3 reviews

    ReplyDelete

Komentar sedulur sekalian akan sangat berarti untuk perkembangan blog ini dan mudah-mudahan akan menambah wawasan kita bersama.
Nuhun.
\\Mohon maaf tidak semua pertanyaan mampu dijawab oleh Admin\\

Powered by Blogger.